Untuk pertama kalinya Pondok Pesantren Iqlima Al-Islahiyyah adakan kegiatan Masa Kesetiaan Anggota atau disingkat Makesta. Kegiatan tersebut mendapat antusiasme dari santri, walaupun masih dalam nuansa libur lebaran Idul Adha. Banyak santri yang rela berangkat kembali ke Pesantren demi mengikuti Pengkaderan awal IPNU IPPNU.
Kegiatan yang mengusung tema “Militansi Santri pada NKRI” ini diselenggarakan oleh Pimpinan Komisariat IPNU IPPNU Pondok Pesantren Iqlima Al-Islahiyyah yang bertempat di Jalan Kauman Mushola Baiturrokhim, Desa Banjaranyar, Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang pada hari Rabu (14/8/2019). Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari ini, dibuka oleh PAC IPNU Kecamatan Randudongkal tersebut dimulai pada pukul 14.00 WIB dilanjutkan dengan pengenalan dan kontrak belajar. Pada malam harinya peserta diberi pemahan tentang Ke-Aswajaan oleh KH. Muhammad Fathul Munir, S.Pd.I selaku Rois Suriyah 4 PCNU Kabupaten Pemalang dan diteruskan materi Ke-NU-an yang diisi oleh Kiyai Abdul Aziz selaku Ketua Tanfidiyah MWC NU Randudongkal.
Asmu’i Ma’sum selaku pengasuh menuturkan santri harus mengikuti pengkaderan Makesta sebagai gerbang awal untuk masuk IPNU IPPNU. Selain itu, beliau juga menuturkan tentang pentingnya mengambil peran di organisasi NU. Saat dimintai keterangan tentang acara tersebut beliau juga berpesan “Lamon sira pengen berkah urip lan ilmune, ngawulana marang NU”.
Materi ke Indonesiaan yang di isi oleh pengurus wilayah IPPNU Jawa Tengah mengupas tuntas tentang sejarah perjuangan santri dalam turut serta memerdekakan Indonesia, mengingat sudah dekatnya Harlah Ke-74 Indonesia dan perayaan hari santri nasional oktober nanti. Dalam pemaparannya rekanita Isti Karimah menuturkan bahwa IPNU IPPNU memiliki peran besar dalam melanjutkan perjuangan Indonesia dengan bekal jiwa patriotisme dan karakter akhlakul karimah.
Najib Faqihudin Ketua PAC IPNU Randudongkal menyampaikan tentang kefasihan santri dalam memahami ajaran ulama perlu disinergikan dengan kemampuan berorganisasi Hal itu dikarenakan kedepannya tantangan untuk berdakwah akan lebih berat, laju perkembangan teknologi selalu memberi tawaran baru kepada masyarakat untuk melupakan kearifan lokal dan budaya timur yang sudah sejak dulu dibangun oleh Ulama pendahulu kita.
Pengkaderan tersebut lain dengan pengkaderan lainnya, karena dalam rundown acara panitia juga memasukan Istiqomahan pembacaan Silsilatul Kharomain yang menjadi istiqamahan wajib di pesantren dengan jumlah santri 260 tersebut. Seluruh tamu undanganpun turut serta mengikuti istiqomahan yang berlangsung pukul 03.30 WIB hingga Subuh.
Di hari kedua materi Keorganisasian disampaikan oleh tim kaderisasi PC IPNU IPPNU Pemalang pada peserta dengan kuis dan game show yang membuat karakter awal santri pemalu menjadi pemberani dan berani berdiri dihadapan umum. Santri juga dilatih skill untuk memposisikan diri sebagai aktivis organisasi yang harus bisa berbicara didepan khalayak ramai. Di akhir kegiatan santri dibaiat menjadi anggota baru IPNU IPPNU dan diberi motivasi untuk selalu berkhidmah pada Nahdlatul Ulama dengan jenjang kaderisasi yang bada didalamnya. Sebagai penutup acara, panitia juga mengajak peserta untuk nonton bareng film pendek yang sudah disiapkan dua hari sebelum acara dengan mengusung cerita problematika ber-IPNU IPPNU di desa dan solusinya.
Ditulis oleh Najib Faqihudin