Mahasiswa KKN Undip Sulap Limbah Gedebog Pisang jadi Pupuk Organik Cair

0

Kabar Pemalang – Melimpahnya pohon pisang di lingkungan Desa Ambowetan menjadi potensi bagi mahasiswa KKN Tim I Undip tahun 2019 untuk memanfaatkan limbah gedebog pisang menjadi nilai tambah yang ramah lingkungan.

Menurut penelitian Suroto (2013), pohon pisang yang telah dipanen bonggol pisangnya tidak akan bertunas kembali. Pohon pisang akan ditebang dan bonggol pisangnya akan dibiarkan saja membusuk menjadi limbah pertanian yang tidak memiliki nilai tambah apabila tanaman ini sudah tidak produktif.

Gedebog pisang menjadi limbah yang dibiarkan begitu saja oleh warga Desa Ambowetan. Melihat hal tersebut, mahasiswa KKN Undip Desa Ambowetan, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang yang terdiri dari Ignatius, Daniyal, Alfian, Anik, Dita, Heni, dan Vita pada hari Senin (4/2) mengadakan sosialisasi pembuatan pupuk organik cair dari limbah gedebog pisang di arisan ibu-ibu PKK RW 3 yang dihadiri sekitar 30 orang pada pukul 16.30-18.00 WIB.

“Desa Ambowetan ini banyak sekali pohon pisang tapi setelah pisang itu matang pohonnya dipotong dan jadi limbah. Pas ndelok kuwi trus kami kepikiran mending iki dimanfaatke jadi sesuatu contohnya pupuk cair.” ungkap Ignatius yang akrab disapa Iyus selaku Koordinator Desa.

Kandungan gedebog pisang yang utama adalah kaya akan nitrogen. Nitrogen tersebut berfungsi untuk membentuk vegetatif bagian tanaman terutama akar, batang, daun, merangsang fotosintetis untuk penghijauan daun, membentuk persenyawaan organik, dan merangsang perkembangan mikroorganisme di dalam tanah.

Pembuatan pupuk organik cair dari limbah gedebog pisang sangatlah mudah dan cepat, namun proses perendaman membutuhkan waktu sekitar 10 hari. Bahan-bahan yang dibutuhkan pun sederhana dan mudah didapatkan, seperti limbah gedebog pisang, 5 sendok EM4, 500g gula pasir, dan 5 liter air. Peralatan yang digunakan berupa ember, karung, dan pisau.

Pertama, siapkan semua bahan dan peralatan. Kemudian, cacah limbah gedebog pisang yang berwarna putih menjadi kecil-kecil, masukan ke dalam karung, dan ikat dengan rapat. Lalu, masukan 5 sendok EM4, 500g gula pasir, dan 5 liter air ke dalam ember, aduk hingga rata. Setelah itu, masukan karung yang berisi cacahan gedebog pisang ke dalam ember dan tutup rapat. Tunggu hingga 10 hari, apabila berbau seperti tape maka berhasil, namun apabila berbau busuk maka gagal. Proses akhir, saring air rendaman dan masukan ke dalam botol bekas air mineral. Pupuk siap digunakan untuk tanaman.

Ibu-ibu PKK RW 3 Desa Ambowetan terlihat antusias dan cukup interaktif dengan mengajukan pertanyaan seperti penggunaan pupuk organik cair tersebut untuk tanaman jenis apa saja. Adanya pemanfaatan limbah gedebog pisang tersebut menjadi salah satu peluang bagi warga Desa Ambowetan untuk menambah nilai ekonomis dan nilai guna yang ramah lingkungan.

“Harapanya minimal masyarakat tahu dulu kalau pohon pisang mengandung nitrogen tinggi yang baik untuk tanaman. Kalau untuk kedepannya dari kami berharap masyarakat bisa membuat pupuk cair dan dijual agar menambah pendapatan mereka.” tambah Iyus.

(KKN Tim I Undip tahun 2019 Desa Ambowetan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here