-Partisipasi Tertinggi Sepanjang Sejarah Pilkada
Di Pilkada Pemalang 2020 ini tercatat 1.106.017 warga Pemalang punya hak pilih. Mereka tersebar di 222 desa/kelurahan dan 14 kecamatan.
Pada Rabu 9 Desember 2020 atau hari coblosan, KPU melaporkan sebanyak 764.336 di antaranya datang ke tempat pemungutan suara (TPS). Jumlah ini setara dengan 69,10 persen.
Capaian persentasi partisipasi ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah penyelenggaraan Pilkada langsung di Pemalang.
Pada Pilkada 2005 partisipasi Kabupaten Pemalang 65,00 persen.
Pada Pilkada 2010 partisipasi Kabupaten Pemalang 56,74 persen.
Pada Pilkada 2015 partisipasi Kabupaten Pemalang 59,36 persen.
Prestasi partisipasi sebesar 69,10 persen ini membuat Kabupaten Pemalang tidak lagi menjadi juru kunci di Provinsi Jawa Tengah. Kali ini capaian partisipasi Kabupaten Pemalang bisa melebihi Kota Semarang (68,6 persen), Wonosobo (65,45 persen), Kebumen (63,64 persen), dan Grobogan (63,55 persen).
Capaian ini ditunjang banyak faktor. Di awal tahapan KPU Kabupaten Pemalang melakukan penelitian secara khusus tentang penyebab rendahnya partisipasi/angka golput yang berlangsung dari Pilkada ke Pilkada dan Pemilu.
Penelitian yang melibatkan lembaga profesional ini (Navigator) berlangsung pada Desember 2019. Temuan-temuan dari riset ini kemudian dijadikan formula untuk merancang serta menentukan target sosialisasi pendidikan pemilih di Pilkada 2020.
Sepanjang catatan saya, KPU Kabupaten Pemalang sudah menggelar sosialisasi di 15 desa terjauh di 14 kecamatan. Desa-desa ini harus didatangi secara khusus karena pada berbagai Pilkada maupun Pemilu merupakan desa langganan partisipasi rendah alias golput.
Antara lain Gongseng (Kecamatan Randudongkal), Pepedan (Kecamatan Moga), Gambuhan (Kecamatan Pulosari), Gunungbatu (Kecamatan Bodeh), Cawet dan Tundagan (Kecamatan Watukumpul), Wanarata (Kecamatan Bantarbolang), Simpur (Kecamatan Belik), Banjarmulya (Kecamatan Pemalang), Panjunan (Kecamatan Petarukan), Pesantren (Kecamatan Ulujami), Kandang (Kecamatan Comal), Penggarit (Kecamatan Taman), Mereng (Kecamatan Warungpring), Tegalsari Barat (Kecamatan Ampelgading).
Agar semua orang kenal dengan semua pasangan calon KPU menyelenggarakan Debat Publik Calon Bupati secara langsung melalui tivi nasional, radio, dan media sosial (Youtube). Sebagai gambaran hingga hari ini acara Debat Publik tersebut sudah ditonton sebanyak 128.000 kali (akun Kompas Tv 118.000) sedangkan akun KPU Pemalang 10.000 kali.
KPU Kabupaten Pemalang melalui jajaran penyelenggara Pilkada tingkat desa (PPS) juga melakukan sosialisasi menggunakan mobil keliling. Ini dilakukan secara serentak di 222 desa/kelurahan. PPS bahkan berinisiatif woro-woro soal hari coblosan melalu masjid dan musala untuk mengajak warga datang ke TPS.
Di masa tahapan kampanye, KPU Kabupaten Pemalang memilih menggandeng koran nasional dan lokal serta semua radio. Semua media tersebut digerakkan untuk menyiarkan berbagai informasi soal visi misi kampanye pasangan calon bupati dan wakil bupati. Itu dilakukan agar tidak ada lagi warga Pemalang mengaku belum mengenal siapa saja calon pemimpin mereka.
Faktor penunjang partisipasi lain yang paling krusial adalah data pemilih (Daftar Pemilih Tetap-DPT). Sebagai gambaran pada Pemilu 2019 lalu jumlah DPT Pemalang mencapai 1.122.858. Setahun kemudian pada Pilkada 2020 DPT berkurang menjadi 1.106.017.
Intinya DPT Kabupaten Pemalang makin akurat. Akurasi ini adalah buah dari kegiatan pencocokan dan penelitian data pemilih (coklit), melalui 3.148 Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP). Para petugas coklit sudah berhasil menyisir warga Pemalang yang sudah pindah domisili, meninggal dunia, punya data ganda, tapi masih tercatat sebagai pemilih di DPT.
Kontestasi tiga pasangan calon di Pilkada 2020 pun tidak boleh diabaikan. Di lapangan mereka total menggaet pemilih untuk datang ke TPS. Itu membuat banyak warga pada hari coblosan berduyun-duyun hadir ke TPS menggunakan hak pilih.
Tapi, capaian 69,10 persen belumlah final. Ke depan, di Pemilu maupun Pilkada, KPU Kabupaten Pemalang harus terus melakukan inovasi terkait sosialisasi pendidikan pemilih. Ingat, kabupaten ini masih menyisakan pekerjaan rumah berupa 30 persen lebih warga yang tetap langganan golput. Jumlah tersebut masih sangat besar karena setara dengan 331.805 orang.
KPU juga harus mendesain teknis coblosan baru. Misalnya memperbolehkan para perantau bisa mencoblos melalui pos ataupun online. Jika itu dilakukan nantinya ribuan perantau asal Pemalang yang ada di Jakarta, luar negeri, laut, kuliah, pesantren, dan lain-lain tetap bisa nyoblos tanpa harus pulang ke kampong halaman. Jumlah mereka 100.000-200.000 orang.
Agus Setiyanto (Anggota KPU Kabupaten Pemalang)/ 0815 7512 8558